Berprasangka Baik

Jadi, tadi aku pulang magang naik kereta, seperti biasa..
Jalan kaki dari kantor ke Stasiun Sudirman sekitar 5-10 menit, terus transit di Tanah Abang, dan lanjut ke Sudimara. Rutinitas yang udah aku jalanin hampir 3 bulan. Nunggu kereta yang gak tentu datengnya (walaupun terjadwal jam datang keretanya, tapi seringkali gak pasti). Berebut masuk-keluar kereta, apalagi kalau aku pilih gerbong khusus wanita, itu-akan-lebih-butuh-perjuangan! Hahaha
Biasanya kalau butuh temen ngobrol untuk pulang, karena Sudirman-Sudimara butuh 30-50 menit naik kereta, aku chat aunty atau temenku dan bertemu di Tanah Abang.

Kebetulan tadi aku pulang bareng auntyku dari Tanah Abang. Semuanya berjalan normal. Gak ada yang aneh. Hingga kita sampai di stasiun Kebayoran. Masuklah 2 cowok. Aku langsung bergumam dalam hati "Ganteng juga nih yang satu.."
Lama-kelamaan diperhatiin kok aneh ya..
Mulailah yang satunya memulai komunikasi dengan kata "aku-kamu".
Okay! I don't wanna 'suudzan' with this guys.
Aku gak mau berprasangka macem-macem dan memalingkan wajah. Tapi, mungkin penyakit kepoku terlalu kuat, aku perhatiin lagi 2 cowok itu. Eh, si cowok yang aku perhatiin dan aku bilang ganteng itu memukul cowok satunya, dengan gaya yang mungkin gak seperti cowok biasa ya, I mean 'ngondek'.
"Jangan mikir macem-macem Yas, ayo Yas khusnudzan!"
Kira-kira itu gumamamku dalam hati. Aku gak berniat untuk nge-judge, dan gak mau berprasangka buruk.
Tapi pas turun dari kereta, auntyku juga bahas masalah yang sama, dengan prasangka yang sama!
Ya, you know what I mean.. Kita berprasangka kalau mereka 'gak normal'.
Astagfirullahalazim.
Walau bisa aja cara mereka berteman emang gitu.. atau mereka saudara?
Kayak cewek ketemu cewek aja kalau ketemu kan bener-bener deket, cipika-cipiki gak masalah, pelukan gak masalah, cubit-cubitan atau gandengan gak masalah kan? Pola pikir masyarakat suatu negara dengan negara lain emang gak ada yang sama. Di Indonesia sendiri sudah ter-mindset bahwa kalau ada sesama cowok yang melakukan hal yang tadi aku sebut itu akan menjadi fitnah yang luar biasa, yang kalau dilakuin sesama cewek mungkin biasa aja. Akupun sama, otakku udah terbiasa dengan mindset seperti itu
Enggak ada yang salah sih sebenernya, budaya setiap daerah/negara kan emang berbeda. Cuma yaa gak ada salahnya juga berfikir lagi setelah melihat suatu kejadian, coba ber-khusnudzan dulu kepada manusia lain.
Beberapa hari lalu aku baca artikel tentang masalah ini, sesama cowok yang bermesraan di khalayak ramai.
Sepertinya ada seorang ibu-ibu yang merekam kejadian tersebut, I mean, dengan sengaja merekam. Dia melarang 2 cowok bule itu untuk tidak bermesraan di depan umum dan menghargai masyarakat Indonesia.
Padahal yang sebenarnya terjadi adalah:
2 orang bule itu adalah kakak dan adik, mereka adalah SAUDARA, yang baru bertemu setelah sekian lama!
dan mirisnya lagi adalah adik dalam video tersebut mengalami depresi hingga gak mau keluar rumah karena malu dan takut di judge. Kabar lainnya lagi, ibu mereka juga jatuh sakit karena video yang tidak benar itu.
See? Dengan mudahnya seseorang menghancurkan orang lain, hanya dengan sebuah 'video amatir'. Gampang kan bikin orang jatuh? Naudzubillahiminzalik.
Kalau kalian kepo, kalian bisa liat videonya di YouTube dan cari artikelnya ya, hehe.

Ternyata berprasangka baik itu susah ya, apalagi dengan semua yang kita lihat sendiri pakai mata kepala kita, walaupun kita gak tau apa yang kita fikirkan benar/gak, baik/buruk.

***

Well, banyak hal yang terjadi dan gak sengaja aku lihat selama naik kereta di jam sibuk. Dari mulai "Oh ternyata perempuan lebih ganas ya daripada laki-laki", orang marah-marah karena capek pulang kerja, ibu-ibu minta tempat duduk dengan cara yang kurang pantas ke laki-laki, orang yang maksa ke dalam gerbong padahal pintu otomatis sedang ditutup, orang-orang yang harusnya dipriotaskan untuk mendapat tempat duduk tapi gak dikasih (kecuali ada petugasnya/orang baik memberikan tempat duduknya), hingga sekelompok anak SMA yang masuk area stasiun tanpa 'tap' kartu dan masuk lewat palang otomatis!--segelintir orang yang berada di dalam kereta dalam posisi kereta berhenti dan 'sepertinya' melihat kejadian itu hanya diam--GEREGETAN!
Banyak yang bisa dipelajari dari setiap hal yang kita jalanin, yang kita lihat. Baiknya diambil dan buruknya dibuang. Klasik sih, tapi kalau kita selalu ingat kata-kata ini, minimal kita udah jadi orang yang 'waras'.

"Baiknya diambil dan buruknya dibuang!"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAJAK or HACKED or HCKD or...

Demi Lovato's Style

Magang di iNews TV | Curhatan anak magang #1